Jumat, 11 September 2015

Pendakian Gunung Slamet Via Baturraden #1

Assalamu'alaikum...

Perkenalkan saya adalah manusia setengah normal dari kota terindah dan termurah di daerah Jawa Tengah yaitu SOLO The Spirit Of Java yang katanya perempuan dan lelaki asal daerah sini merupakan calon menantu idaman, dengan segala keuletannya, keramahannya, dan blekedet-blekedet lainnya (Hehe). Tulisan ini merupakan tulisan pertama saya khususnya dalam rana penulisan pada Blog atau Website berhubungan sebelum-sebelumnya saya baru suka menulis pada selembar kertas atau pada buku catatan pribadi saya saja, mohon maaf kalu tulisannya masih terkesan acak kadul yaaa...

Pada awal tulisan saya ini, saya akan bercerita mengenai perjalanan kami(TIM DELAPAN) kami menyebutnya, ketika mendaki gunung Slamet(3428M dpl) melalui jalur Baturraden yang berada di daerah Purwokerto, Jawa Tengah. Sedikit deskripsi mengenai gunung Slamet dengan ketinggian 3428 Meter diatas permukaan laut ini menjadi gunung tertinggi kedua di P.Jawa dan juga gunung tertinggi di Jawa Tengah, Berada pada kawasan Banyumas yang meliputi daerah kurang lebih yaitu (Purwokerto, Purbalingga, Tegal, dan Pemalang) Gunung ini merupakan type gunung berapi strato yang sampai saat ini aktivitas gunung berapi tersebut masih tergolong aktif juga kondisi hutannya yang masih tergolong rimbun dengan sumber mata air yang lumayan banyak tersedia pada setiap jalur pendakiannya, untuk pendakian gunung Slamet ini secara resmi (yang diresmikan oleh PERHUTANI) hanyalah jalur pendakian melalui Jalur Bambangan, Ds.Kutabawa, Purbalingga, Jawa Tengah. Masih ada jalur pendakian lainnya yaitu jalur dari arah Pemalang, dari arah Tegal (Guci), dan dari kawasan Lokawisata Baturraden, nah jalur Baturaden ini yang akan kami bahas nantinya. Mungkin itu sedikit deskripsi mengenai gunung Slamet yang sedikit kami pahami.
Puncak Gunung Slamet
dari pos V jalur Baturraden

DAY-1

Siang itu tepatnya Kamis, 12 Februari 2015, nada dering telfon seluler ku berbunyi ternyata teman ku Azizah namanya menghubungi melalu chatting disebuah App chatting, "Ndroo... kita fiks jadi naik apa, jadi naik mobil teman mu atau naik kereta?" kurang lebih seperti itu isi chat darinya karena memang sehari sebelumnya teman kos ku menjanjikan kalau temannya bersedia mengantarkan kami sampai Purbalingga karena berkaitan dengan bersamanya dia pulang mudik ke kampung halamannya. Oh iya, dari Solo kami berangkat bertiga(termasuk saya) yaitu Saya, Aminudin Filosa, Azizah Nur. Lanjut...... kondisi saat itu saya sedang dalam posisi kuliah, jadi tidak sempat langsung membalas isi chat dari temanku tadi, saya dan Fisa merupakan teman satu kelas disalah satu universitas negeri di Solo, yang saat ini saya dan Fisa menjadi teman satu kamar kos :D saya menumpang (Hehe) dan Azizah pun merupakan teman satu fakultas di Universitas kami, namun berbeda jurusan. Mereka berdua merupakan salah dua dari beberapa rekan THE BEST TRAVELMATE, pukul 11:25 WIB jam kuliah ku usai, langsung kubalas chat dari Azizah mengabarkan bahwa rekan kos ku bersedia mengantarkan kami sampai Purbalingga. Ternyata eh ternyata, sesampainya saya di kos, teman ku mengabarkan kalau mobilnya tidak muat mengangkut kita bertiga karena kami mebawa carrier yang lumayan memakan tempat, blekedeeettsss (HAHA) tidak apa-apa saya langsung mengabarkan Azizah untuk meminta tolong membelikan tiket kereta karena setelah dzuhur saya masih harus packing persediaan yang masih kurang, dan ternyata dia ketiduran, tak mengapa...... aku rapopo, pada saat itu keberangkatan kereta prameks menuju stasiun  Kutoarjo, Jawa Tengah yaitu pukul 14:25 dengan penuh pertimbangan kami mencoba mengusahakan agar tidak tertinggal kereta, blek blek bleeeekkk saya dan Fisa berangkat menuju St.Solo Balapan dengan diantar oleh rekan sekosan ku ternyata eh ternyata Zizah belum berangkat, karena teman sekosnya tidak ada (sedang ada perkuliahan, beda jurusan) untungnya Fisa menghubungi Zizah terlebih dahulu, jadi disusul lah Zizah ke kossannya, saya sudah sampai di St.Solo Balapan dari tadi (HAHAHAHA). blek blek bleeeeeeeekk, keretanya sudah berangkat buu, kita tertinggal kereta, stressor awal :D tak apa yaaa, THE BEST PLAN IS NO PLAN ...hehe, setelah melalui prosesi rembuksisasi(heleeehh) akhirnya kami memutuskan untuk naik bus dari terminal Tirtonadi, dengan kesiapan menerima segala resiko dan konsekuensinya(kalau saya mabuk) hahahaha. cuuuusssssss, pukul 16:15 WIB kami sudah berada didalam bus dengan segala kebingungan, iya bingung karena kami bertiga ketika itu ingin mencoba membeli tiket bus didalam terminal pada agen busnya langsung tetapi harganya mahal sekali, jauh dari perkiraan biaya yang telah kami perkirakan. Oh iya bus yang kami gunakan adalah bus Mandala bus AKAP berwarna orange dengan tujuan trayek yaitu Surabaya-Bandung. ketika itu kami bertanya kepada petugas penjual tiket bus yang bersangkutan namun jika kami membeli tiket dari dalam terminal kami dikenakan biaya sebesar Rp 80.000/org untuk jurusan Purwokerto, kami menunda pembelian tiket tersebut dan memutuskan untuk keluar terminal, menghadang bus di pinggir jalan saja :D lalu kami menaiki bus yang kami tuju dan kami membayar dengan biaya tiket sebsar Rp 60.000/org lumayan lah yaa irit ongkos 20ribu (hehe). gujes gujes... gujessssssss.. menikmati perjalanan dengan penuh sesak dan egal-egol, bus pun berhenti di terminal Giwangan, Jogjakarta pada pukul 18:15 WIB. Menunggu bus mengangkut penumpang saya dan Fisa turun bus untuk ke toilet dan mencari makan, karena perut terasa lapar. Setelah setengah jam ngetem bus pun kembali melakukan ekspedisinya. hehehehehehe

DAY-2 

Pukul 01:30 WIB kurang lebih, kami telah tiba di daerah Sokaraja, Jawa Tengah, tepatnya di kwasan yang banyak jual gethuk goreng, gethuk goreng merupakan oleh-oleh khas Sokaraja, bisa juga dijadikan sebagai bekal dalam pendakian, cukup mengenyangkan dan mengandung kalori yang lumayan banyak karena terbuat dari singkong yang dicampur dengan gula merah (wenyaaaakk). Sesampainya di Sokaraja, kami langsung dijemput bagai pangeran dan putri Solo yang baru datang (HAHAHA) oleh dua rekan kami yaitu Singgih dan Kebo(Andre), kemudian kami diantar ke kediaman mereka, dan kami beristirahat disana bleek...bleeekk..bleekk singkat cerita, pagi hari kami sudah bangun, melaksanakan kewajiban untuk shalat subuh kemudian re-packing dan menyiapkan kembali logistik atau barang bawaan yang masih kurang, setelah semua siap dan sudah mandi kami lalu sarapan pagi....blekeblekebleeeekkk kami semua siap capcusssss :D
Sarapan-sarapan :D

dengan segala keribetan yang kami lakukan pagi itu, alhasil pukul 09:00 kami bergegas menuju rumah mas Wondo, sang pengantar kami. kurang lebih setengah jam kami sudah sampai di kediaman mas Wondo, tambah 15 menit deh yaaa sama nyasar-nyasarnya (hehe) kemudian kami berkenalan dengan mas Wondo, beliau sangat welcome dengan kami, orang yang asik dan amat sangat sederhana, "kesederhanaan yang istimewa" cukup lama kami bercengkerama di rumah mas Wondo sampai sekitar pukul 10:30 WIB barulah kami melakukan perjalanan menuju pintu rimba. Kami diantar menggunakan mobilnya, mobil jadul yang terkesan amat sangat asyiiikkk. kami hanya membayar ongkos bensin saja. dengan medan jalan aspal yang cukup extreme, kami duduk umpel-umpelan didalam mobil ditemani musik reggae traktak dungdung cesss... goyang sana goyang sini, dan pada akhirnya tiba pada sebuah jalan yang cukup menanjak, sang mobil pun tidak kuat berjalan, alhasil kami turun dari mobil untuk mendorong mobil tersebut :D
Penumpang-penumpang yang turun dari mobil asyik.

Sebanyak dua kali kami melakukan hal serupa, karena memang track menanjak yang cukup terjal yang dilalui oleh mobil asyik sebanyak dua kali (hehe), oh iya pintu masuk pendakian gunung Slamet via Baturraden ini tidak melalui basecamp pendakian seperti biasa pada gunung-gunung lainnya, jadi kita masuk ke kawasan lokawisata Baturraden, sesudah Gang Sadar :D kemudian mengikuti jalan raya sampai ada jalur masuk kehutan, cukup sulit dideskripsikan oleh kata-kata.
Mas Wondo yang memakai kupluk, menjelaskan jalur pendakian kepada kami.
Oh iya dari personil yang baru tersebut namanya pada beberapa cerita sebelumnya, masih ada tiga teman ku yang belum tersebut, yaitu Welly, Dhika, dan Mas Yuli mereka semua sama merupakan saudara ngapakkers, kemudian kami berkumpul, melakukan briefing singkat, melakukan pemanasan, dan tidak pernah lupa untuk selalu memohon do'a atas segala kebaikan-Nya yang semoga harapannya selalu menyertai kami. Setelah semua selesai, kami pun bersiap melakukan pendakian berawal dari pintu rimba ini.
urutan dari sebelah kiri pembaca:
Fisa, Mas Yuli, Zizah, Singgih, Dhicka, Welly, Saya, dan depan sendiri itu Kebo.
Kurang lebih pukul 12:00 WIB kami memulai start pendakian, oh iya anak kecil dalam foto tersebut bukan bagian dari tim-8 dia itu keponakannya mas Wondo dilihat dari raut wajahnya sih sepertinya mau ikut..hehehe, perjalanan awal didominasi dengan track yang cukup landai, mengikuti jalur setapak yang awal mulanya sedikit menanjak, kemudian landai dan menambil track ke arah kiri, jalur setapak lumayan jelas namun ada sedikit cabang-cabang kecil bekas para pemburu burung, bisa dibedakan kok mana jalur pendakian dan mana jalur pemburu.
Perjalanan Menuju Pos I
vegetasi disana masih sangat rungkut, tapi sangat menyenangkan banyak asupan oksigen yang kami terima, bersamaan dengan itu salah satu rekan dalam tim kami juga memasang penanda jalur menggunakan tali rafia berwarna merah, bersiap jika kita mengalami disorientasi jalur nantinya.
Vegetasi
penanda jalur sangatlah membantu di sepanjang jalur pendakian, kondisi jalur yang terkesan sama saja karena vegetasi yang kami lalui begitu-begitu saja dan sangat rapat, sedikit sulit untuk orientasi medan keluar hutan, mungkin bisa dengan cara kita memanjat pohon terlebih dahulu. hehehe, oh iya jalur dari pintu rimba menuju pos I tidak begitu jauh, setelah jalan landai tadi kita akan lurus terus dan ada belokan kekiri turun kebawah melewati aliran sungai lalu setelah itu melewati jalan yang menanjak cukup terjal.
Pemasangan tali rafia oleh Kebo.
setelah itu kita akan mendapati tanah lapang pertama, itu merupakan pos I disana cukup untuk 4-5 tenda namun kondisinya sangat lembab, banyak pohon karet dan pacet-pacet pun mulai bermunculan. kami beristirhata sejenak disana. pukul 12:45 kami sudah tiba di pos I(Alhamdulillah).
Pacet Buuuuuuu :D
first pacet yang menempel dikaki Singgih.


Pos I
Alhamdulillah yaaah, sesuatu.
kurang lebih sekitar 45 menit perjalanan kami dari pintu rimba-pos I, sekitar 10 menit kami beristirahat dengan perasaan was-was kalau-kalau pacet menginta, tapi pacet merupakan bagian dari alam, jadi nikmati saja :D lagi pula tak lebih dari 0.5ml pacet menyedot darah kita, hitung-hitung donor darah ya(hehe). perjalanan menuju pos 2 lumayan jauh, namun didominasi dengan track yang landai, hanya sedikit kami menemui track menanjak jegeeeekkkk. ada 1 percabangan di atas pos 1 kami mengambil arah lurus, jalur cukup jelas, namun licin karena sangat lembab, tak jarang kami terpleset saat berjalan atau menemui jalur yang sedikit menanjak, rencana kami adalah menjadikan pos 2 sebagai 1st Camp kami, berencana bermalam disana karena ada sumber mata air berupa sungai, kami melewati satu area lapang dan landai yang menandakan pos 2 sudah tidak terlalu jauh lagi dan kami pun sedikit beristirahat disana karena perjalanan menuju pos 2 merupakan jalur yang cukup lama serasa tak ada habisnya mungkin karena jalur ini didominasi dengan jalur yang landai, jadi terkesan jauh dan lama. sekitar pukul 15:30 WIB kami tiba di pos 2. setibanya di pos 2 kami langsung tak pandang bulu dengan penuh gairah kami sesegera mungkin mendirikan tenda (HAHA).
Pos 2

Alhamdulillah
Sesuatu bangett cucook.
"Waktu terasa sangatlah begitu cepat sore itu."  hehe, iya seketika selesai kami mendirikan shelter langsung saja kabut turun dan senja sebentar lagi akan menemui kami, kemudian malam akan menyelimuti kami, sore ini terlihat langit berwarna biru namun daerah sekitar kami sesekali berkabut, lembab dan tak ada angin yang berhembus mungkin akan ada hujan yang kami temui hari ini 'mungkin'. tidak menunggu lama, kami membagi tugas agar ada yang mencari kayu dan mengambil air di sungai. juga tak lupa mengambil air wudhu karena kami harus melaksanakan kewajiban untuk shalat.
Kabut yang mulai turun.

Kebo menyiapkan kayu bakar.
persediaan air telah diambil, dan shalat pun sudah terlaksana baru kami duduk-duduk bercengkerama sambil memakan camilan yang kami bawa dengan tetap memperhatikan mangement untuk logistik, sambil berusaha menyalakan api yang cukup sulit karena kekurangan asupan udara dan lingkup yang lumayan lembab, bahan bakar pun basah karena mungkin semalam ada hujan di wilayah ini, setelah cukup menikmati istirahat yang membuat otot-otot kembali normal kami memutuskan menanak nasi untuk persediaan makan malam nanti, sambil memasak tak disadari waktu magrib pun telah tiba. berhenti sejenak dari aktivitas setelah adzan magrib yang berbunyi dari seluler telah usai, kami kembali melanjutkan aktivitas, ada yang shalat ada yang masak semua berbagi tugas, ada yang tetap berusaha menyalakan api, paling tidak ada asap supaya dapat menusir nyamuk dan pacet. hehe, perlahan api-api kecil mulai menyala, yaa meski tidak bertahan lama api kecil itu sudah mati lagi, nikmati saja yaaa..
Berani macem-macem tak sate sampeyan :D

Ibu negara lagi masak :p

Lomba masak rimba :D

Masak apa kang fisyoong??? haha

Ini dia juri masak kita malam ini :D

Masakan siap di gaglagggggg.

Menu makan restoran kami malam ini :D
ditemani dengan asap perapian kami mulai menyantap dengan lahap hasil masakan kami malam ini, oh iya FYI sarung yang saya kenakan merupakan sarung keajaiban dengan harum yang semerbak karena sudah berbulan-bulan tidak dicuci. hahaha, sarung yang ngangenin pokoknya :p setelah selesai makan semua peralatan makan kami bilas dan kami bersihkan, dan tetiba kami terserang penyakit LAGA KEBO alias (Laper Galak, Kenyang Bego) haha. Alhamdulillah perut sudah terisi dan energi pun datang kembali untuk persiapan melawan hawa dingin malam nanti, sambil membuat kopi dan teh hangat, perapian berusaha dinyalakan kembali oleh Kebo, kami mengobrol obrolan santai malam itu, "Tak ada bintang malam ini, namun malam ini terasa aku dikelilingi oleh bintang-bintang yang bercahaya dan menghangatkan, yaitu kalian sahabat :)" tanpa disadari waktu sudah menunjukkan pukul 21:00 WIB waktunya kami beristirahat, karena masih ada perjalanan panjang yang akan kami lalui esok hari, sebelum masuk kedalam shelter kami merapihkan semua barang yang berada diluar, dan mengecek kondisi dalam tenda memastikan tidak ada pacet dan binatang lainnya. Fisa mengajakku untuk membuat parit aliran air hujan, tapi rasa malas ku datang dan fikiran acuh ku pun hadir, kalau-kalau malam ini tidak akan turun hujan jadilah kami tidak membuat parit aliran air, kemudian kami semua telah masuk tenda, "Selamat malam, selamat beristirahat, selamat tidur, dan mimpi indah." itulah saut kami malam itu. tidak bisa langsung tertidur malam itu, karena ada perasaan kalau hujan akan turun, dan Zizah pun masih berkutat dengan telfon selulernya karena memang di pos 2 ini, sinyal masih dapat dijangkau. pendakian kami kali ini bersamaan dengan tersesatnya 3 pendaki dari universitas Jogjakarta namun mereka mendaki melalui jalur Bambangan, Purbalingga yang padahal status jalur tersebut ditutup untuk aktivitas pendakian, dan kami mendapat kabar kalau survivor mendengar suara dangdut dan suara adzan menjelang magrib tadi, persis dengan apa yang kami dengar. Kami hanya berharap mereka sanggup berkomunikasi secara tidak langsung dengan kami, dan sanggup menemukan jalur pendakian. sempat tertidur sebentar, namun terbangun karena sekitar pukul 23:00 WIB hujan pun turun dengan deras -_- seketika alas tidur kami terasa menggelembung (HAHA) ternyata ada air yang mengalir dibawah alas tidur kami, dan air pun seketika merembes kedalam tenda kami, saya dan Fisa memutuskan untuk keluar tenda membuat parit, meskipun amat sangatlah telat, tak apalah. ditemani guyuran hujan dengan memakai jas hujan kami berdua melakukannya dengan penuh canda tawa dan penyesalan. alhamdulillah parit pun sudah terbuat, dan air lambat laun tidak lagi mengalir dibawah tenda kami, kemudian Azizah dan mas Yuli memiliki giliran untuk mengepel tenda kami, haha menggunakan dua kanebo yang kami bawa. alhamdulillah semua terkendali, tenda pun sudah mengering, lumayan yaa tenda dipel karena memang sebelum-sebelumnya tenda belum kami cuci :D ada hikmah dari malam ini, Jika
 kita harus tetap menyiapkan segala sesuatunya meskipun nantinya segala sesuatu tersebut akan terpakai atau tidak jadi terpakai. setelah semua kembali normal, kami pun melanjutkan istirahat malam kami.


NIGHT :)

Perjalanan selanjutnya dapat dilihat pada:
http://rantingcantigi.blogspot.co.id/2015/09/pendakian-gunung-slamet-via-baturaden-2.html






1 komentar:

  1. Best Casino In the World - 블랙 잭 사이트 10bet 10bet happyluke happyluke 메리트 카지노 쿠폰 메리트 카지노 쿠폰 687mathematical football prediction tomorrow

    BalasHapus